CANDI SEMBADRA DIENG


Candi sembadra dieng yang sesuai dengan nama dalam tradisi pewayangan jawa adalah Sembadra ( Dewi Subadra ) atau sosok perempuan yang di persunting arjuna.

Sebagai istri sembadra memiliki karakter yang unik, seorang yang penyabar, budi pekerti baik , dan setia. Sehingga banyak dari masyarakat yang tahu tentang budaya wayang tokoh dewi Subadra di anggap sebagai sosok istri  ideal  yang perlu di jadikan sebagai contoh bentuk pendidikan tentang moral kepada generasi muda di masa datang terutama kaum perempuan modern.

Begitu juga dengan bangunan candinya mungil ( 4,75 x 5,50 m ) terletak di sebelah selatan candi puntadewa dieng juga mempunyai ornamen sangat sederhana dengan bentuk mini atau  kecil berhiaskan kala, makara, antefiks, relung arca, dan yoni sudah tidak ada lagi.

Namun candi sembadra bagi sebagian masyarakat spiritual justru menyimpan nuansa penuh mistis karena candi yang di gunakan sebagai salah satu tempat pemujaan dewa utama siwa tersebut juga memiliki keterkaitan dengan tokoh kepercayaan lokal.
Peninggalan  dari peradaban masyarakat hindu kuno dieng hingga kini masih berdiri kokoh di komplek Candi Arjuna Dieng Banjarnegara Jawa Tengah.

Komplek candi arjuna selain candi sembadra juga terdapat bangunan candi seperti semar, srikandi, puntadewa, dan setyaki yang terletak di sebelah barat komplek candi arjuna.

Candi candi dieng bercorak hinduisme sesuai dengan bentuk bangunan candi dan seni tentang arca-arcanya, untuk melihat koleksi lengkap arca dieng bisa berkunjung ke sebuah gedung di sebelah selatan komplek candi arjuna yaitu gedung musium kailasha dieng.

Penjelasan tentang candi sembadra dieng memang masih minim sekali dengan informasi secara detail hingga sekarang. Akan tetapi bangunan percandian di area dieng plateau menunjukkan adanya sebuah peradaban yang pernah berlangsung di dataran tinggi dieng dengan letak geografis di atas 2.000 m mampu menjadi bukti sejarah peradaban kebudayaan di masa lalu.