CANDI SEMAR DIENG



Di komplek candi arjuna dieng terdapat sebuah candi mini yang biasa di sebut candi perwara atau candi semar yang di adopsi dari cerita pewayangan versi mahabharata di pulau jawa. Gaya bangunan dan arsitektural dari candi tersebut masih kental dengan  unsur dari kebudayaan India .

Candi semar mirip sekali dengan Candi Parasurameswara di India dengan bentuk mandapa sehingga penyebutan dalam bahasa jawa sering kali di anggap pendapa atau ruang pertemuan .
Pada zaman dahulu candi semar juga di gunakan oleh para pendeta / brahmana agama hindu sebagai tempat persiapan sekaligus pertemuan sebelum menghadap ke candi utama untuk melakukan upacara keagamaan .

Ciri khas dari candi semar dieng terdapat ruang utama, lubang genta atau ventilasi sebagai penerangan, serta di lengkapi ornamen berupa kala makara dan berbentuk persegi panjang.

Biasanya candi perwara letaknya berhadapan  dengan  candi utama selain candi apit dan candi sarana di sekitar area komplek  candi arjuna juga terdapat candi puntadewa, srikandi, sembadra, dan arjuna serta candi- candi yang lainnya di kawasan dieng

Peninggalan kebudayaan pada masa lampau tersebut hingga sekarang masih dalam kondisi yang cukup terawat. Sehingga wisatawan yang datang di dataran tinggi dieng masih dapat melihat langsung dari warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia yang sudah berusia ribuan tahun silam.

Alamat atau lokasi kompleks candi semar berada di kabupaten banjarnegara jawa tengah.
Cara menuju ke komplek candi semar dieng sangat mudah dengan berjalan kaki sekitar 50 m ke arah barat kita sudah berada di depan pintu masuk ke komplek candi dieng.

Candi - candi dieng menurut sumber sejarah dari prasasti yang pernah di temukan di dataran tinggi dieng di bangun pada awal abad ke delapan sebelum masehi.
Hingga sekarang penamaan bangunan candi masih belum di ketahui siapa yang memberikan nama bangunan candi dengan nama tokoh pewayangan jawa seperti salah satu yaitu nama candi semar dieng.

Tokoh sang semar memang sangat populer dalam cerita pewayangan jawa sebagai punakawan atau sesepuh para pandawa. Bangunan candi yang menggunakan batuan andesit banyak di temukan di sekitar pegunungan dieng bahkan di perkirakan batuan tersebut juga di ambil dari lereng gunung sikendil atau pakuwaja dan candi semar dieng juga terbuat dari jenis batu andesit tua.

Komplek percandian dieng kini sering di jadikan destinasi wisata sejarah bagi wisatawan yang ingin belajar tentang sejarah peradaban yang pernah ada di pulau jawa dan khusunya di dataran tinggi dieng jawa tengah.

Bentuk candi semar dieng juga banyak di temui kemiripannya seperti candi di kawasan gedong songo unggaran, dengan bentuk bangunan kecil terletak di depan candi utama namun hanya jenis bebatuannya yang berbeda.

Candi candi perwara ( semar ) menyerupai pendopo pendopo kecil yang konon di fungsikan sebagai tempat untuk persiapan para brahmana. Di dataran tinggi dieng bangunan candi semar hanya terdapat di komplek candi arjuna sedangkan bangunan candi perwara di sekitar komplek candi arjuna banyak yang sudah rusak alias tinggal pondasi bangunannya saja seperti di depan candi puntadewa dieng juga di temukan reruntuhan pondasi candi perwara.

Berwisata sejarah ke dataran tinggi dieng selain menelisik peradaban masa silam kita juga di suguhi keindahan alam yang luar biasa sepertu telaga-telaga, kawah, serta spot pemandangan wisata alam lainnya.