MITOS SEPASANG BATU PURBA


Sepenggal cerita mitos di masyarakat lokal mengenai sepasang batuan purba di atas bukit.  Adanya proses vulkanologi dan sisi geologis sehingga dahsyatnya erupsi yang memuntahkan material vulkanik yang berupa bebatuan tercerai berai  membentuk bukit bukit berserakan di sana sini .

Terbukti dengan adanya eksalasi gas solfatara seperti di lereng Gunung Pakuwaja sebelah utara bukit Sikunir dan banyaknya kepundan kawah yang masih aktif , membuktikan bahwa tidak sedikit yang di hasilkan gunung api yang berupa batu apung, batu belerang, batu bangunan serta gugusan gunung - gunung seperti  Rogojembangan dan Bisma

Dari sisa batuan letusan tersebut terbentuklah sepasang batu yang di anggap memiliki cerita di masyarakat sekitar yaitu Batu Ratapan Angin berawal dari cerita sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara, berjanji untuk saling mencintai  sehidup semati namun ketika, mereka tidak mampu melewati ujian hidup dan harus meratapi nasib buruk mereka berubah menjadi sepasang batu di atas perbukitan.

Cerita legenda tentang batu ratapan angin masih dapat di saksikan batu purba yang konon penjelmaan dari para raja dan putri tersebut di puncak utama bukit sikunir dieng.

Seiring jaman mitos batu ratapan angin berubah menjadi batu spot melihat sang surya pagi menjelang atau golden sunrise yang menawan dengan hamparan awan serasa di negeri kahyangan.